Ada saatnya berhenti sejenak dan merenungi apa yang telah terlewati serta meniadakan keberadaan di mata manusia untuk kurun waktu yang hanya dapat di pastikan dengan hasil perenungan yang telah di laluinya sendiri, adalah sebuah pilihan.
Melangkah pergi dari satu peristiwa yang tak mampu kita hadapi bukanlah melarikan diri ataupun merasa kalah, tetapi ini adalah sebuah pilihan yang tentunya di landasi oleh pemikiran matang buah dari perenungan.
Waktu terus bergulir, begitupun hidup, harus terus berjalan walau banyak persinggahan yang menggoda untuk disinggahi dalam waktu yang lama. Tetapi tujuan hidup menjadi priorias utama, walau pada kenyataannya apa yang kita impikan atau kita harapkan ternyata tidak tercapai, setidak-tidaknya telah melakukan suatu usaha untuk menggapainya terlebih dahulu.
Ada kalanya kita tidak perlu terlalu memaksakan untuk menjadi juara dalam segala perlombaan hidup ini, setiap manusia memiliki batasan-batasan dalam menghadapi beberapa episode kehidupan yang di laluinya. Hukum alam selalu tidak dapat di duga dan tidak dapat di lawan walau dengan pengorbanan mencecerkan darah dalam menghadapinya.
Tuhan, selalu mempunyai rencana yang sangat indah untuk semua ciptaannya. Memaksakan suatu kehendak hanya akan mengurangi atau bahkan menghancurkan keindahan rencana Tuhan untuk kita.
Aku akan meniadakan keberadaanku. Mengambil langkah ini tentunya aku sudah berfikir dengan sangat matang dan terencana agar tidak terjebak dalam suatu peristiwa yang hanya akan membuat perjalanan episode kehidupanku terhambat atau bahkan tidak membuatku menjadi berkembang. Sedang mimpi masih banyak yang belum tercapai dan masih banyak keinginan yang belum tergapai.
Menghindari perdebatan yang hanya akan menghasilkan ketersia-siaan, menutup rapat-rapat kemungkinan akan bocornya suatu angkara murka, dan menjauhi bara api dendam yang belum pasti terpadamkan adalah cara terbaik agar tidak menimbulkan korban-korban dampak suatu kekonyolan. Dan tentunya ini langkah yang jauh sangat lebih bijaksana, bila kita masih mau me-manusia-kan diri kita.
Walau sudah tidak menjadi penting, tetapi kata maaf selalu akan menjadi pemanis walau pengungkapannya dengan cara yang sangat menyedihkan dan waktu yang sangat tidak tepat. Tetapi karena aku manusia, maka aku tidak akan menghilangkan ke-manusia-an yang aku miliki. Dan dengan ini aku pun meminta maaf tak terhingga kepada semua untuk semua yang terugikan baik secara inmaterial maupun material serta secara sengaja ataupun dengan ketidak-sengajaan atas keberadaanku selama ini.
Semua sudah berakhir dan pasti ini yang terbaik. Mulai saat ini aku meniadakan keberadaanku. Maaf...
Salam Duka,
adiindie
Melangkah pergi dari satu peristiwa yang tak mampu kita hadapi bukanlah melarikan diri ataupun merasa kalah, tetapi ini adalah sebuah pilihan yang tentunya di landasi oleh pemikiran matang buah dari perenungan.
Waktu terus bergulir, begitupun hidup, harus terus berjalan walau banyak persinggahan yang menggoda untuk disinggahi dalam waktu yang lama. Tetapi tujuan hidup menjadi priorias utama, walau pada kenyataannya apa yang kita impikan atau kita harapkan ternyata tidak tercapai, setidak-tidaknya telah melakukan suatu usaha untuk menggapainya terlebih dahulu.
Ada kalanya kita tidak perlu terlalu memaksakan untuk menjadi juara dalam segala perlombaan hidup ini, setiap manusia memiliki batasan-batasan dalam menghadapi beberapa episode kehidupan yang di laluinya. Hukum alam selalu tidak dapat di duga dan tidak dapat di lawan walau dengan pengorbanan mencecerkan darah dalam menghadapinya.
Tuhan, selalu mempunyai rencana yang sangat indah untuk semua ciptaannya. Memaksakan suatu kehendak hanya akan mengurangi atau bahkan menghancurkan keindahan rencana Tuhan untuk kita.
Aku akan meniadakan keberadaanku. Mengambil langkah ini tentunya aku sudah berfikir dengan sangat matang dan terencana agar tidak terjebak dalam suatu peristiwa yang hanya akan membuat perjalanan episode kehidupanku terhambat atau bahkan tidak membuatku menjadi berkembang. Sedang mimpi masih banyak yang belum tercapai dan masih banyak keinginan yang belum tergapai.
Menghindari perdebatan yang hanya akan menghasilkan ketersia-siaan, menutup rapat-rapat kemungkinan akan bocornya suatu angkara murka, dan menjauhi bara api dendam yang belum pasti terpadamkan adalah cara terbaik agar tidak menimbulkan korban-korban dampak suatu kekonyolan. Dan tentunya ini langkah yang jauh sangat lebih bijaksana, bila kita masih mau me-manusia-kan diri kita.
Walau sudah tidak menjadi penting, tetapi kata maaf selalu akan menjadi pemanis walau pengungkapannya dengan cara yang sangat menyedihkan dan waktu yang sangat tidak tepat. Tetapi karena aku manusia, maka aku tidak akan menghilangkan ke-manusia-an yang aku miliki. Dan dengan ini aku pun meminta maaf tak terhingga kepada semua untuk semua yang terugikan baik secara inmaterial maupun material serta secara sengaja ataupun dengan ketidak-sengajaan atas keberadaanku selama ini.
Semua sudah berakhir dan pasti ini yang terbaik. Mulai saat ini aku meniadakan keberadaanku. Maaf...
Salam Duka,
adiindie