Sekedar Ocehan
Kami tidak membutuhkan belas kasihan dari kalian, tidak sama sekali.
Karena kami mencintai hidup kami yang seperti ini.
Tanpa larangan. Bebas.
Setiap kali lampu lalu lintas itu berwarna merah dan kami bernyanyi di samping mobil kalian yang tertutup sangat rapat dengan kaca film yang meremang, kami tidak perduli apakah kalian didalam sana mendengarkan kami atau tidak, kami juga tidak perduli apakah kalian yang sedang sibuk memainkan komputer jinjing yang diletakkan di pangkuan kalian itu memperhatikan kami.
Saat kami memutuskan untuk bernyanyi, tidak ada yang kami harapkan dari kalian. Karena kami bernyanyi memang untuk menyanyikan lagu-lagu yang mewakili perasaan dan kehidupan kami. Entah lagu itu merupakan lagu-lagu yang tidak sengaja kami lihat saat televisi-televisi di toko-toko itu menyala dan kami menyimpannya dalam daya ingat kami, lalu kami menyanyikannya lagi, walau dengan nada yang agak berbeda, maupun lagu itu kami karang sendiri secara lepas, sesuai dengan apa yang kami rasa. Tidak lain semua itu hanyalah karena kami ingin menghibur dan menyenangkan kehidupan kami sendiri.
Pun disaat kalian menurunkan kaca mobil, memberikan kami receh dengan tergesa tanpa senyum lalu menutup kembali rapat kaca mobil itu. Ya, kami menerimanya, menerima bukan karena kami sangat membutuhkan uang recehan itu. Tapi karena kami belajar bagaimana caranya menghargai sebuah pemberian dengan cara tidak menolaknya. Karena tujuan utama kami bernyanyi bukan mendapatkan materi dari kalian, tapi lebih dari itu, untuk mendapatkan kesegaran jiwa kami yaitu kebahagiaan.
Kalian boleh pandang setengah mata tentang kehidupan kami, menganggap kami gelandangan, sampah jalanan. Sungguh kami tidak ambil pusing dan kami sangat tidak perduli terhadap serapah itu semua. Toh, kesombongan pikiran kalian tidak merubah jalan hidup kami. Memang seberapa tau kalian terhadap jalan kehidupan yang kami tapaki di tiap waktunya? Kalian hanya melihat kami sekilas dan dengan kelebatan keangkuhan..
Untuk sebagian dari kalian yang berempati dengan kami, mengangkat kehidupan sehari-hari kami dan dijadikan topik utama di koran-koran atau televisi-televisi atau radio-radio, kami menghargai usaha kalian yang mencoba peduli dengan kami. Tapi kenyataan miris bahwa kepedulian itu hanya sekejap dan menjadi angin lalu setelahnya, kami hanya sanggup mengucap terimakasih dengan bibir bergetar. Dan melupakan segala pujian palsu penuh omongkosong kalian dengan bernyanyi kembali di tiap lampu lalu lintas ketika mulai berwarna merah.
Kalian hanya mengetahui kehidupan kami, tapi lebih dalam lagi kalian tidak mengerti dan memahami tentang siapa kami.
Berfikirlah dengan cara berfikir kami,
maka kalian akan tau dan mengerti dengan jalan kehidupan kami.
Senandung Ketidakperdulian 1
Related Posts:
Senandung Ketidakperdulian 1Sekedar OcehanKami tidak membutuhkan belas kasihan dari kalian, tidak sama sekali.Karena kami mencintai hidup kami yang seperti ini.Tanpa larangan. Be… Read More
Hari Anti MADAT Sedunia...… Read More
9 comments:
wuih dalem nih postingannya
waH bagus niH Mas...
saya suka kata² pLus isi² nya,,, mantap...
Ni kisahnya siapa kang? Pengalaman pribadi ato seseorang/sekelompok orang yang kang adi care about? (walah.. sok inggris..) Tapi koq kesannya cuwek banget gitu...
daleM bNgtt postingnya kk....iyah aku juga ga' suka di kasihani^^ sukanya di kasihsayang kasih bakSo o_O hoooo ku tak kan menolak...:D pis
bahasa lw berat ah.
hehe. X)
Good Posting, ... Kalo kita jadi pengamen, jangan mengamen di pinggir hutan ...
Ketut Riasmaja betul tuh, nih posting cuek banget... ketahuan nih simpati ga cukup jadi empati. aku bukannya ga suka tulisan ini, tapi kamu nulisnya terburu2 sih... jadi tetap aja, seperti bbrp tulisan kamu yg aku baca: kurang darah. eeiiits, no hurt feeling. Tulisanmu bagus, tapi bisa lebih bagus lagi seharusnya... getooo.
keep keeping on, adi. maju terus!
Saya suka tulisannya; penuh kemarahan spt biasanya.
Empati palsu memang tidak mengubah keadaan, tapi saya kira banyak juga yg tulus memikirkan situasi begitu, meski juga gak mengubah keadaan...
Yang begini nih yang saya suka baca..nambah rasa perduli kita pada sesama...
Post a Comment