Setiap kata-kata saya ini, saya tulis seperti buku harian yang tidak utuh, karena saya menulisnya disembarang tempat, berceceran entah kemana, dan yang ada di dalam buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan saya yang terselamatkan, walau sempat menyesali diri sendiri karena cukup banyak tulisan yang hilang atau sengaja saya buang maupun saya bakar, sayang juga.
Saya tidak bisa mengkategorikan kata-kata saya ini, entah berbentuk puisi, sajak, prosa, narasi, atau curhatan. Saya tidak tahu, apalagi kalau disuruh mendefinisikan puisi, sajak, prosa dan narasi saya benar-benar tidak tahu. Yang saya tahu kata-kata ini adalah hasil corat-coret hati saya sendiri.
Saya memang terlalu bodoh karena tidak bisa mengkategorikan tulisan saya ini. Maaf.
Kata-kata ini memuat segala sesuatu yang berkenaan dengan kehidupan saya dari masa ke masa. Segala yang saya tuliskan di dalamnya merupakan hasil dari perasaan-perasaan yang saya alami dan saya rasakan. Baik yang memang sebuah kisah nyata maupun kisah bualan atau dibuat-buat, maklum saya ini memang senang sekali berkhayal dan bermimpi yang macam-macam. Mengkhayalkan sesuatu yang belum pernah saya rasakan, dan saya memaksakan untuk merasakannya. Ternyata, khayalan yang terwujudkan masih kalah menyenangkannya dibandingkan khayalan yang lebih gila lagi dari apa yang kita harapkan.
Tidak ada yang lebih menyenangkan di bandingkan berkhayal. Juga tidak ada yang lebih mendamaikan daripada bermimpi, dari pada berkutat pada kehidupan nyata yang hanya akan membuat hati semakin miris, karena kenyataan tidaklah seindah seperti yang sering saya impikan. Dan karena saya manusia, maka saya berhak untuk berkhayal dan bermimpi. Juga di tulisan ini walaupun keterlaluan, tapi tetap bersumber dari hati dan nurani saya sendiri.

Walau tidak semua saya menjabarkannya secara lengkap di tiap waktunya, tapi ada beberapa saat dimana putaran roda dan cipratan warna kehidupan saya, dapat saya abadikan melalui kata-kata yang buruk ini.
Perasaan. Sampai saat ini saya masih tidak mengerti terbuat dari apa sebuah perasaan itu. Yang bisa sedemikian rupa membuat saya merasakan sesuatu yang aneh di dalam dada ini. Sesuatu yang tidak berbentuk tapi dapat saya rasakan dengan jelas.
Saya sebagai manusia, juga punya perasaan. Yang kadang kala melompat-lompat dari senang ke sedih, dari gembira ke duka. Tersenyum karena cinta maupun menangis karena luka. Kesendirian, keterasingan, kecemburuan, bahkan sampai pada kemunafikan saya pada diri saya sendiri.
Sebagian besar kata-kata di blog ini berkisah tentang seputar cinta dan luka. Yang lagi-lagi saya yang dungu ini sok mengerti akan cinta, padahal kalau ditanya apa artinya cinta pun saya pasti hanya bisa cengegesan.
Tapi tidak halnya dengan luka. Bila saya ditanya tentang apa itu luka, saya memang tidak akan berbicara banyak, tapi saya akan mengatakan, “Dia ada disini, di dalam dada ini,” sambil memegang dan mencengkeram dada dengan tangan kanan saya.
Dan ada juga kata-kata yang memuat tentang pertentangan-pertentangan saya dengan apa yang saya alami, semacam menuntut keadilan atas ketidakadilan yang saya terima. Padahal setelah saya baca ulang, ternyata saya sangat berlebihan, tidak mensyukuri nikmat hidup yang telah diberikan oleh-Nya.
Setiap ada kesalahan, saya selalu saja sering menyalahkan dan mengkambing-hitamkan apa yang ada di kehidupan ini, tanpa pernah bercermin pada diri saya sendiri, bahwa sayalah sumber kesalahan itu.
Kata-kata ini sekalian menjadi bahan introspeksi diri saya bahwa saya terlalu rendah sebagai seorang manusia, dan sebagai bukti bahwa saya pernah mengalami yang namanya keboborokan baik moral, hati, maupun sikap. Toh, saya tetap manusia. Yang tidak akan mungkin bisa sempurna.
Di samping sebagai sebuah pengalaman, dari yang menarik, maupun sampai yang memuakkan. Saya ingin sesuatu yang pernah saya alami di suatu kesempatan yang lalu dapat saya kenang kembali di suatu kesempatan yang akan datang. Karena walau bagaimanapun kenangan akan selalu ada didalam diri manusia. Tidak akan pernah mati.
Tujuan adanya blog ini sebenarnya memang untuk saya nikmati sendiri, tapi saya yakin pasti ada juga yang berminat membacanya –-walau setelahnya pasti akan muntah-muntah karena bahasanya yang sangat sok berpuitis padalah tatanan katanya tidak beraturan. Belum lagi dengan dahi yang berkerut-kerut, mencoba mengartikan setiap kata yang telah tertulis dan bertanya dalam hati, “Ini tulisan apa sih, maksudnya apa coba, dasar enggak jelas!!!”
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua manusia yang menjadi pusat inspirasi dan pusat khayalan saya, juga pada alam semesta tempat saya singgah, mentari pagi sampai senja, bulan sabit hingga purnama, bintang-bintang.
Serta: Cinta, kasih sayang, manja, kemesraan, kerinduan, kedamaian, ketentraman, keindahan, ketenangan, kebahagiaan, kenikmatan, kesejukan, kelembutan.
Juga: luka, darah, duka, airmata, kegelapan, kehampaan, kepedihan, pengkhianatan, kemunafikan, kekejaman, kebusukan, kebodohan, kenistaan, keterasingan.
Serta untuk Khayalanku, semoga tidak pernah mati...
Salam,
Duren Sawit, 2002
2 comments:
siapa pun boleh ngomongin cinta
nulisin cinta
nyanyiin cinta
nadain cinta
nunjukin cinta, lakuin cinta
gak perlu ngerti cinta
karna cinta gak bs dimengerti
“Ini tulisan apa sih, maksudnya apa coba, dasar enggak jelas!!!”
setiap orang berhak menulis..
berhak mengekspresikan diri..
tulisan kamu ekspresif adi..
aku sangat menghargai..
seolah masih banyak misteri di setiap kata yang sudah tertulis, seolah berkata "HEY!ini masih belum apa2!"
hidup memang indah..
memang juga menyakitkan.
tapi dengan menghargainya, seolah hidup akan tersenyum pada kita sembari berkata
"teruslah melangkah bersamaku, bersama bahagiaku, bersama sedihku,perihku,hinaku, dan kamu akan menemukan AKU YANG SESUNGGUHNYA di ujung jalan nanti"
ini pertama kalinya aku mencoba mengkomentari blog seseorang..aku tahu blog kamu dari Lidya, teman sekampusku lebih tepatnya teman chatting kamu.
aku apreciate tulisanmu.
teruskan ya..
asal kita tidak terus terpaku dan biarkan blog ini menjadi saksi perjalanan panjangmu..
salam kenal
ita.
Post a Comment