To : Rengganis si Cantik

1

Tolong acuhkan saja tulisan ini, seandainya di setiap kata yang terurai setelah ini hanya merupakan kegombalan semata bagi kamu. Tapi sungguh, semua ini Aku lakukan atas kesadaran hatiku yang mendekati ketulusan dari sebuah cinta, yang sekilas terasa murahan namun bila kamu dapat menangkapnya dan memahaminya, akan kamu rasakan berbagai getaran di setiap perjalanannya. Dan maaf sebelumnya, bila baha-sanya ngaco, tidak beraturan dan bersok-sokan dalam berpuitis, maaf. 

Adalah wajahmu yang memancarkan kesejukan hingga membuat Aku terpesona setiap kali memandangmu, dan senyummu nan menawan membuat Aku terperosok tak berdaya. Sampai Aku memaki diriku sendiri karena tidak bisa menatapmu lebih lama lagi. Di tambah dengan sipuan malu yang terkadang langsung memalingkan wajahmu saat kita beradu pandang (Aku tahu dimata itu tersimpan misteri –-yang harus Aku singkap). Aku ingat, di hari itu, saat mentari masih berbenah diri mempercantik rupa sebelum menjamah pagi dengan hangatnya. Kamu datang dengan sapaan sebuah senyuman yang masih dapat Aku ingat dengan jelas sampai kini. Walau Aku menyadari, Aku bukan yang kamu tuju saat kamu ke tempatku, tetapi lelaki yang berada di seberang pulau yang ingin kamu jumpai dengan suara melalui untaian kabel yang membuat jarak ratusan ribu bahkan jutaan mil terasa dekat. Bagai saling bertatapan sambil bergandengan tangan. Entah berbicara tentang cinta, entah berbicara tentang luka, kerinduan, pengakuan, kesaksian, pengaduan, kegelisahan. Bercanda dengan cinta atau menangis dengan luka, Aku tidak tahu. Aku tidak tahu dan hanya bisa menduga-duga saja. 

Menebak ada rasa senang dan puas di saat itu. Lalu, tiba giliran untukku, dan kita berbincang dan berbincang. Kaku, canggung, dan jantungku berdebar. Kamu ingat, kita hanya berdua saja di tempatku, di luar sepi dan mentari pagi masih belum menampakkan terangnya. Ya, setelah saat itulah Aku mulai dapat mengenalmu, walau belum terlalu dalam, tapi Aku senang karena kamu dapat Aku rindukan di saat Aku berteman sepi. Aku membebaskan kerindukanku padamu berkeliaran karena Aku tidak ingin mengekangnya dan Aku tidak mau membunuhnya. Jadi, Aku membiarkannya. Kadang Aku merindukan senyummu yang indah merekah, pipimu yang merona, matamu yang masih mengundang banyak tanda tanya, wajahmu yang menyejukkan jiwa tertutup rapat kerudung putih, jalanmu yang anggun,… Semoga kamu tidak terusik saat Aku bermain dengan rinduku. Sedikit berkhayal tentang kamu. Kamu tenang saja, khayalanku sehat. Aku belum tahu dan belum berani, apakah Aku diizinkan mendalami kamu dan berbincang berdua tentang cinta. Itu Aku serahkan kepadamu dan pada perputaran waktu. 

Aku disini, harap-harap cemas. Aku yakini ini bukan suatu kesalahan bila Aku punya keinginan besar untuk menyayangimu dan menjadikanmu sebagai seorang kekasih. Karena Aku manusia maka Aku mempunyai hak untuk menyayangi manusia, dan itu kamu. Karena Aku manusia maka Aku juga layak untuk mendapat kasih dan sayang. Dan Aku ingin itu dari kamu. Aku ingin ada yang dapat mendampingiku dan memperdulikanku, melangkah bersama menuju ke kebahagiaan. Terkaanku mengatakan kalau kamu dapat mengantarkan Aku ke kebahagiaan itu. Itupun kalau kamu bersedia mengantarkanku. Tenang saja, kamu tidak perlu takut, karena Aku menyimpan banyak perbekalan untuk perjalanan kita nanti. Aku memiliki cinta dan kasih sayang yang akan kita gunakan nanti setiap saat, karena cinta dan kasih sayangku dapat menjadi penghangat bila kamu kedinginan di terpa angin kesunyian, bisa mencairkan kebekuan hidupmu karena rutinitas keseharianmu. Aku mengantongi ribuan mawar putih yang akan selalu Aku taburi di setiap jalan yang akan kamu langkahi, mawar putih tanpa duri. Jutaan melati selalu siap tersedia menghiasi pembaringan untuk dapat membuat kamu semakin damai saat terlelap… Kamu pasti akan menikmati setiap cinta dan kasih sayang yang Aku suguhkan. 

Cinta yang dapat membuat kamu terbang melayang di iringi peri-peri yang selalu siap dan melayani. Cinta yang dapat memperlakukan kamu dengan kelembutan dan keperdulian yang nyata. Cinta yang menunjukan eksistensinya di keseharianmu. Cinta yang dapat membuat kamu selalu tersenyum di alam nyata maupun di alam mimpi. Cinta yang keharumannya mendamaikan hatimu yang gelisah, mententramkan kegundahanmu, membunuh luka di hatimu, memerangi kerajaan sepi dan memusnahkannya dengan keceriaan dan juga mampu menina-bobokanmu dalam buaian asmara… 

Adalah kamu yang mempesona yang membuat burung-burung berkicau ceracau lebih merdu dari pada biasanya, saat kamu terbangun dari tidur. Bunga-bunga bermekaran lebih cepat dari biasanya, menyambut geliatmu di pagi hari. Sekumpulan bidadari bergegas kembali ke khayangan dan bersembunyi di dalam kelambu, tidak berani menampakkan dirinya di dunia karena merasa malu kecantikannya tersaingi. Matahari tidak berani menampakkan kuasa terangnya dan lebih memilih berada di balik gumpalan awan karena takut melukai tubuhmu dengan panasnya, baru setelah sore hari matahari akan terang-terangan memberikan kemilau pancaran keindahan senja yang merah keemas-emasan, sebagai tanda perpisahan dan harapan perjumpaan di hari esok. Bulan menampilkan purnamanya dan mengajak bintang-bintang untuk bersinar terang serta kemilau seolah ingin menjagamu dari gelap yang mungkin akan mengganggu kamu dengan kesuraman dan kekelamannya. 

Dan adalah kamu juga yang pada akhirnya kini membuat Aku mengerti akan arti keindahan sebuah kesempurnaan. Keindahan yang dapat di rasa dan di tangkap panca indra. Bahkan harummu di kejauhan mampu tercium oleh jiwaku. Entah karena jiwaku terlalu peka terhadap ransangan cinta yang mampu menangkap sinyal dari getaran auramu dan membuat jantungku berdebar, atau entah pendaran ketenangan jiwamu terlalu pekat memancar hingga Aku tidak kuasa untuk tidak menciumnya dan terus mengurungnya di dalam hatiku. Memainkannya dalam pikiranku. Mungkin, Aku tahu ini terlalu cepat. 

Tapi kalau kita berbicara tentang kemungkinan, ya, kemungkinan, bukankan selalu ada kemungkinan-kemungkinan tak terduga yang kita dapatkan? Dan Aku berharap ada kemungkinan baik yang selalu berpihak kepadaku. Ah… sudahlah itu hanya lamunanku dengan sedikit pengharapan. Selalu ada kejutan-kejutan dalam hidup ini, dan kita selalu tidak dapat menduganya, kecuali sedikit. Sebenarnya Aku telah mengumpukan sajak-sajak indah mengenai cinta yang nantinya akan setiap hari kamu terima. 

Sajakku sajak tentangmu dan kekagumanku kepadamu. Serta nyanyian-nyanyian romantis tentang cinta diiringi seribu biola, seribu harpa, seribu piano, seribu cello, seribu saxophon, yang membuat ribuan orkestra. Adapun dua ballerina menari beriringan dengan keanggunan yang tiada tara bak sepasang angsa yang menari berputar-putar di atas air yang tenang mengiringi alunan senandung cinta. Itu semua Aku hadiahkan kepadamu, dengan harapan kamu akan ceria dengannya. Baiklah Aku akan mengakhiri tulisan ini. Tapi akhir dari kalimat ini bukan akhir dari segalanya. Bukankah sudah Aku bilang kepadamu, Aku masih memiliki stok sajak-sajak cinta yang akan membuat kamu terbuai. Tapi apalah artinya kekuatan sebuah kata, bila tidak mewakili jiwa si penulis. Dan tidak ada arti bila kekuatan jiwa tidak dapat di jalankan bersama kenyataan di kehidupan ini. Inilah ungkapan jiwaku tentang kamu dan keinginan-keinginanku. Dan lagi-lagi, kepada kamulah Aku serahkan kembali tentang ini. Apakah kamu menganggap Aku sebagai seorang penggombal atau sejenisnya? Apa Aku kurang kerjaan? Itu kamu yang menentukan! Aku, disini, menanti dan tersenyum… 

Juni - Juli 2005 
- Rengganis si Cantik diambil dari salah satu tokoh gadis manis dan lugu dari Novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan (KPG, 2004).

1 comments:

RaRa Wulan said...

puisinya dalem maz..
puitis sekali..
sayang bgt kayaknya sama rengganis..
thanyu dan sukses slalu :)