Saya tidak pernah mengerti dengan jalan fikiran saudara, sungguh saya pusing sekali. Saudara ini terlalu percaya diri sekali, menganggap saya sebagai kekasih saudara dan menyebarkannya ke semua orang. Padahal jelas-jelas saya ini bukan siapa-siapanya saudara. Lagipula atas dasar apa saudara ini ngaku-ngaku sebagai kekasih saya? saudara tidak pernah mikir atas prilaku saudara ini yang secara tidak langsung mencemarkan nama baik saya. Setiap saya pulang dan berpapasan dengan siapa saja di lingkungan rumah, mereka tiba-tiba saja bilang kalau saya kekasih saudara. Terus terang saya merasa risih. Tahu.
Lagian saudara ini, dari dulu sudah saya kasih sinyal kalau saya tidak menginginkan saudara, tetapi saudara saja yang sangat tidak peka. Masih terus mengejar-ngejar dan terus ingin mendapatkan saya. Perlu saudara tahu, saya itu tidak pernah menyukai saudara, tolong camkan itu.
Kalau selama ini saya berlaku baik sama saudara, itu semata-mata karena saya kasihan sama saudara. Apalagi kalau melihat tampang saudara yang memelas itu, saya jadi merasa bersalah saja kalau tidak mengasihi saudara. Tapi, entah karena saudara memang dasarnya goblok atau memang sok polos, masih saja merasa kalau saudara di sayangi oleh saya.
Sayang, sayang apa? Sayang taik kucing. Tidak ada yang namanya sayang untuk manusia seperti saudara ini. Seharusnya saudara ngaca dulu dong, siapa saudara itu. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari saudara, dan tidak ada untungnya menjadi kekasih saudara. Lagipula tau apa sih saudara itu tentang rasa sayang, sok tahu. Sok punya perasaan.
Dan juga tau apa saudara tentang saya, sejauh mana saudara bisa dapat mengenal kehidupan saya. Kenal aja belum lama. Sok menebak-nebak dapat menilai tentang kehidupan saya. Asal saudara tahu saja, setiap saudara memberi penilaian tentang saya, memang pada saat itu saya hanya mesem-mesem saja dan mengangguk waktu saudara menanyakan kebenaran penilaian saudara. Padahal, tidak ada sedikit pun dari penilaian saudara itu yang benar. Lagi-lagi saya melakukan itu semua hanya ingin menyenangkan saudara saja kok. Ya itu yang saya bilang tadi, saya sungguh kasihan sama saudara.
Saya juga sudah tidak tahu harus berbuat apa supaya saudara tahu kalau saya tidak menginginkan saudara di kehidupan saya. Sesungguhnya saya ingin mengatakan kepada saudara tentang perasaan ini yang sebenarnya secara langsung, tapi saya tidak tega. Takutnya nanti saudara kenapa-kenapa, terus yang kena imbasnya saya lagi. Nah, itu saya tidak mau disalahkan nantinya.
Entah sampai kapan semua ini akan berakhir, sebenarnya saya sudah sangat lelah dengan keadaan ini. Apalagi dengan segala rintihan saudara, tentang rasa sayang saudara yang sangat besar kepada saya, bikin saya jadi mau muntah setiap kali mendengarnya. Juga tentang kerinduan-kerinduan yang sangat sering saudara utarakan kalau sehari saja tidak bertemu dengan saya. Itu yang membuat saya merasa tertekan.
Sebenarnya saudara itu sadar tidak sih, kalau saudara itu sekarang ini banyak banget menyita waktu saya. Saya harus selalu siap sedia melayani saudara, yang selalu tidak jelas keinginannya apa dan maunya bagaimana. Tidak tahu harus dengan sikap seperti apalagi yang akan membuat saudara tersadarkan dari keadaan ini, keadaan yang menurut saya sangat menyedihkan. Ya, kehidupan saudara ternyata sangat menyedihkan. Mengorbankan segalanya demi wanita yang saudara sayangi, tapi yang lebih mengenaskannya wanita itu tidak menyayangi saudara walaupun sedikit.
Sudahlah, masih banyak wanita yang lain yang lebih pantas saudara sayangi. Dan jangan saya. Saudara belum tahu dalamnya saya seperti apa. Jangan sok menebak-nebak. Saudara tidak tahu apa-apa tentang saya, dan jangan harap saya akan bercerita pada saudara tentang siapa saya sebenarnya. Saya malas, buang-buang waktu saja. Masih banyak yang harus saya kerjakan dan yang pasti lebih menguntungkan daripada memikirkan saudara yang tidak pernah sedikitpun saya sayangi.
Sudah dulu nanti surat pernyataan yang kedua saya kirimi lagi, untuk lebih menyakinkan saudara lagi kalau saya tidak menyayangi saudara. Sekali lagi, saya tidak sayang sama saudara. Titik.
Salam Benci,
Renjani.
Sekedar Iseng,
06032006/17:54
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment