Pak,
sama seperti saat aku melihat Emak yang sudah banyak berubah
diri Bapak juga sudah sangat berubah;
Bapak menua.
Padahal masih dapat aku ingat Bapak yang masih gagah dulu,
sering menggendongku saat Bapak mengajak Aku dan Abang jalan-jalan
mengelilingi jakarta;
ke monas dengan bis tingkat
ke kebun binatang ragunan dengan bus
pergi ke JakartaKota dengan menaiki kereta api
saat aku kelelahan Bapak pasti menggendongku
tapi kini Bapak juga telah menua seperti Emak
rambut Bapak telah memutih semua
keriput-keriput juga telah menggantikan
tapi aku belum juga pernah mengganti keadaan
aku belum pernah mengajak Bapak sekedar jalan-jalan
memutari jakarta yang sudah banyak berubah
tidak seperti dulu, saat Bapak mengajak aku jalan-jalan.
Harusnya Bapak tidak hanya dirumah saja tiap harinya
dan pergi ke pasar beberapa kali.
harusnya aku sudah bisa mengajak bapak
pergi ke monas yang sekarang tamannya lebih indah
juga ada rusa yang menempati satu sudut taman di monas
dan, Bapak pasti kaget dengan perubahan stasiun Jakarta Kota
yang sekarang juga lebih rapi
dengan lantai keramik yang bagus
ditambah lagi sekarang sudah ada terowongan untuk pejalan kaki
dari stasiun yang langsung tembus ke seberang, museum mandiri
(ya, kini gedung itu bernama museum mandiri, entah dulu apa namanya)
Tapi, yang masih aku salutkan sampai sekarang
Bapak masih tetap semangat
bahkan selalu terlalu semangat, hingga terkadang kau jadi sering kelelahan
semangatmu tidak pernah berhenti
masih tetap sama, masih tetap ingin menyempurnakan keluarga kita
agar dapat hidup enak.
Sudah setengah abad lebih usia Bapak sekarang
tidak layak Bapak sekarang masih bekerja keras
seharusnya Aku yang menggantikan tugas keluarga
Aku, Pak, bukan Bapak.
Tapi, bodohnya aku masih saja belum tersadarkan
dan masih juga bergantung kepada Bapak.
Stop, Pak.
aku ingin menstop semua keadaan ini,
aku malu, Pak.
aku malu masih belum bisa membahagiakan Bapak.
Tolong, Pak.
Tolong Bapak bersabar,
secepatnya aku pasti mampu membahagiakanmu, Pak.
Pasti.
Sekarang, aku ingin menelponmu, Pak
mendengarkan suaramu, dan memohon maaf untuk semua keadaan ini.
malakasari,
25 Februari 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment