Dan Renjani pun Tersenyum,

0

Sebenarnya, saya sangat malu untuk mengakuinya. Ternyata kini saya juga sangat menyayangi saudara. Saudara memang benar-benar keras kepala dan sangat berani, hingga bisa membuat hati saya luluh. Entah mengapa bisa seperti ini, saya bisa-bisanya jadi jatuh hati sama saudara yang notabenenya bukan tipe saya. Kini saudara berhasil, dan saya kalah. Saudara mampu membuat saya klepak-klepek dengan segala perbuatan saudara, perbuatan yang tidak pernah saya bayangkan akan berbalik menjadi indah. Dasar, saudara ini bisa saja membuat saya menjadi bertekuk lutut.

Pada awalnya sedikitpun tidak pernah terbersit dihati ini akan bisa menjadikan saudara sebagai kekasih saya, bukankah dari awal saudara tahu kalau saya tidak sedikitpun menyukai saudara.

Tapi mungkin memang benar kata para psikolog pujangga yang sudah hidup di jaman purba kalau cinta bisa tumbuh dari rasa benci. Dulunya benci sekali tapi pada akhirnya jadi cinta sekali. Dan kini aku memang benar-benar merasakannya.

Saya yakin, saudara pasti senang sekali mendengar pengakuan saya. Inikan yang saudara harapkan, saudara berhasil. Kini saya serahkan kepada saudara ingin saudara apakan hati saya yang sekarang ini, yang juga membutuhkan saudara. Tidak muluk-muluk yang saya harapkan dari saudara, saya hanya ingin saudara bisa menjaga hati ini, saya tidak ingin saudara menyia-nyiakan rasa sayang yang saya miliki untuk saudara ini. Dan saya yakin saudara juga punya keinginan yang serupa dengan saya, toh perjuangan saudara memang sangat berat untuk dapat meluluhkan hati saya dan sangat disayangkan bukan bila saudara tidak bisa merawat hasil perjuangan saudara.

Maafkan semua kekasaran yang dulu saya lakukan kepada saudara, habisnya saudara itu tidak pernah ada habisnya mendekati saya, mencoba dan terus mencoba. Belum lagi saat itu situasi hati saya memang sedang tidak menentu, situasi dimana saya memang sedang tidak mau berhubungan dengan perasaan yang menjurus kearah cinta dan embel-embelnya. Tapi ya sudahlah jadi malu kalau mengingatnya lagi. Saudara memang kebal sekali dengan segala sumpah serapah yang saya hunuskan kepada saudara, saudara memang pantang menyerah. Itu yang membuat saya menjadi kagum terhadap saudara. Perasaan awal yang kini berkembang menjadi rasa cinta.

Sudah dulu, nanti saya sambung lagi ya saya masih ingin tersenyum menyadari yang telah terjadi dengan saudara. Nanti saya lanjutkan lagi. Bye...


Salam Manis,
Renjani.


27 agustus 2006 / 11:11

0 comments: