Mungkin orang-orang akan menganggap aku lelaki yang sangat bodoh karena telah dibutakan oleh cinta. Tidak memakai logika, terlalu sok tegar dan kuat dalam menghadapi kemelut cinta yang terjadi di kehidupan saya ini. Setelah wanita yang aku cintai ternyata selama ini membelah hatinya da memendam perasaan cinta kepada lelaki yang lain. Seharusnya setelah mengetahui keadaan ini aku harus melepaskannya dan meninggalkannya dengan disisipi sedikit rasa benci karena perasaanku telah di khianati. Ya, di khianati walau baru sebatas perasaan karena belum sampai pada tahap 'jadian' lagi.
Tapi apa iya, cinta yang buta harus terus-terusan dibiarkan menjadi buta dan membiarkan takdir berpihak bahwa cinta buta adalah mutlak dan tidak ada pengecualian selain penilaian terhadap cinta buta adalah buruk adanya?
Aku memaafkan dan memberikan kesempatan lagi kepada wanita yang aku cintai bukan karena aku dibutakan oleh cinta yang saya miliki untuknya. Juga bukannya karena aku tidak memiliki logika, apalagi sok tegar, sok kuat dan apapun namanya itu dengan kejadian yang aku alami ini.
Sakit, Aku juga merasakan sakit di hati ini setelah mengetahui semuanya. Tapi apa iya, aku harus terus menerus menikmati rasa sakit ini dengan melupakan bahwa aku ini manusia yang diberi pikiran dan nurani untuk berfikir jernih. Terus kalau sudah sakit memangnya harus jadi benci dan dendam? Ya, tidak harus begitu juga kann?
Sebenarnya rasa sakit itu telah hilang seketika itu juga, terobati oleh keberanian dia karena telah dengan apa adanya meluapkan perasaanyang dia rasakan. Mengatakan segala yang dirasakannya, yang aku rasa kejujuran semacam ini sudah sangat jarang ditemui. Aku menghargai dan sangat bangga dengan keberanian dan kejujurannya.
Betapa hebata wanita aku ini...
* * *
Bila aku harus mengakhiri dengan segera kasus ini tanpa harus berfikir panjang terlebih dahulu berarti aku tidak lulus belajar di akademi kehdiupan ini --ya, aku menganggap kehidupan yangku lalui ini ibarat sebuah dunia pendidikan dengan gelar kebanggan terakhir dikehidupan ini sebagai seorang "Sarjana Kehidupan".
Aku membayangi, betapa indahnya saat kemelut cinta yang tidak biasa ini dapat di selesaikan dengan manis, walau apapunyang terjadi di akhir kisah ini nanti tetap diterima dengan senyuman bagi semuanya. Aku selalu memegang prinsip bahwa seberat apapun masalah yang ada di kehidupan ini pasti ada solusi untuk memecahkannya.
Ada alasan yang membuatku kuat bertahan dan harus terus melangkah menjalani hari-hari denganya. Yang selalu memberi tenaga tambahan untuk menjadikanku selalu penuh optimisme dan selalu melahirkan gelora semangat yang membara disegala suasana yang aku hadapi bersamanya. Kasih sayang.
Kasih sayang yang terlahir dari kemurahan hati inilah yang membuat aku dapat memaklumi keadaan ini.
Seperti perkataannya kepadaku bahwa dia juga sebenarnya tidak tahu bila semua ini bisa terjadi pada dirinya dan jauh dari pikirannya bahwa semua yang terjadi adalah sesuatu yang memang disengaja. Bukankah tugas kita adalah memegang erat tangannya saat ada orang yang ktia kasihi hendak terjatuh dan tidak membiarkannya terperosok ke dalam lembah kesalahan?
Aku terima keadaan ini bukan dengan keterpaksaan dan dibuat-buat yang pada akhirnya akan menimbulkan cacian kepada diriku, entah manusia bodoh, dungu, dan bla bla bla lainnya. Yang seperti aku bilang tadi, karena kasih sayang yang aku milikilah yang membuat sesuatu yang terlihat bodoh menjadi terlihat lebih bijaksana (itu menurut pandangan pribadiku lhoo)
* * *
Aaakkkhhh, mungkin memang susah untukku bisa memberi pengertian yang dapat dipahami dengan akal sehat, tapi setidak-tidaknya aku hanya ingin mengatakan kepada orang-orang yang mungkin mencaci-maki diriku baik secara langsung atau dari belakangku. Serta orang-orang yang sangat penasaran kepadaku mengapa seperti ini? Bukankah ini termasuk kesalahan fatal?
Menurut pendapatku dalam kehidupan ini tidak selamanya yang salah adanya mutlak kesalahan dan yang benar juga dipandang kebenaran. Karena kita masih bisa melihat dari sisi yang lain saat salah dan benar datang menghampiri kehidupan ini.
Aku yakin, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ada yang menggariskan, termasuk kehidupanku dengan dia. Entah apapun yang akan terjadi nanti di antara aku dan dirinya di kehidupan yang akan datang. Aku akan tetap menerimanya sebagai takdir yang telah di pilih untukku.
Yang pasti untuk saat ini dia lah wanita yang sangat berarti di kehidupanku ini, wanita yang telah menjadi bagian dari denyut kehidupanku. Sungguh tidak bisa aku pungkiri betapa aku sangat menyayanginya. Menyayangi dengan alasan yang tidak akan pernah bisa terwakilkan dengan kata-kata yang mampu aku rajut walaupun menghabiskan berjuta-juta kalimat yang tertulis.
Aku menyayanginya karena memang aku utuh menyayanginya dan hanya dengan terus menerus membuat dia merasa bahagialah yang dapat membuat kasih sayang yang aku miliki ini menjadi lebih bernyawa. Melihat dia bahagia. Bahagia, walau tanpa aku ada disampingnya. Dan akan menjadi bahagia yang sempurna bila aku akan dapat selalu ada disampingnya, selamanya...
Kepada Dito -- Pejantan Sejati
(Ceritamu semalam jadi inspirasi tulisanku, aku menjadi jantan, hehe..)