Nas,

0

Nas,
setelah jutaan tahun telah berlalu tanpa aku mengingatmu sedetikpun
tapi entah mengapa kini aku mengingatmu kembali.
Bayanganmu datang lagi dikehidupanku.
Padahal sungguh mati aku telah melupakanmu dan menganggap kamu
tidak pernah ada dikehidupanku.

Nas,
entah mengapa kini aku merindukanmu.
Merindukan kebahagiaan yang pernah aku rasakan bersamamu
walau hanya sesaat, sekejap.
Lalu setelahnya cipratan noda darah membekas di tubuhku.
Sampai kini...

Mengapa bayanganmu harus hadir lagi, nas.
Seharusnya semua kenangan tentangmu sudah lenyap
dan tidak bersisa lagi.
Karena kenangan bersamamu adalah semu dan kebahagiaan denganmu
adalah pengkhianatan sebuah perasaan yang bodoh.
Betapa tololnya perasaan ini, nas.
Yang harus mengingatimu, kenangan tentang kekosongan.
Ketidakbermaknaan waktu yang harus berceceran demi satu waktu
sesaat demi sandiwara kebahagiaan
yang pada akhirnya menjadi akhir ketidakbermaknaan hidup.

Nas,
terkutuk dirimu yang telah mencoret indah hidupku.
Juga yang telah meninggalkan noda abadi yang ternyata
tidak pernah bisa terhapuskan oleh apapun dan sampai kapanpun...


Malaka Sari,
Awal Juni 2007

0 comments: