Showing posts with label Sajak. Show all posts
Showing posts with label Sajak. Show all posts

sungai dalam rupamu

5










Kupandangi aliran sungai yang tenang ini

seketika itu juga ku bayangi kamu, cinta
betapa teduh dan menenangkannya
saat mataku bertemu dengan matamu

Dan kutelusuri sungai ini sejauh langkahku
menapak sambil kukhayalkan tentangmu, cinta
tentang bagaimana indahnya tubuhmu
yang kutelusuri di setiap lekuknya

Sampai ku temui senja yang gemerlap
memuncratkan kilau gemilang
samar-samar kulihat kau datang
membawa senyum rindu dalam lamunan


Sungai Batanghari,
01 Maret 2008

Menuju Akhir

0

jemari itu sangat hangat
menggenggam,
menuntunku
menyusuri lorong-lorong putih
sedikit menyilaukan

aku tidak tahu mau diajak kemana
tapi aku tidak dapat menolaknya
sentuhan itu
halus dan lembut
aku terhanyut

saat kubertanya kemana
kau hanya menjawab,
"istirahatlah kanda, tinggalkan dunia"
setelah itu hanya ada ledakan cahaya
dan aku tidak ingat apa-apa


pasarjambi
02 Maret 2008

Lautan Semangat

0

tiba-tiba saja,
semua datang
menghampiri
berduyung-duyung

memberi canda
tawa tawa tawa

membawa bendera bahagia
balon-balon asmara
bersorak sorai
hore-hore

aku terpesona
tertawa tertawa tertawa


malakasari,
27 Februari 2008

Permintaan Puisi

0

"Buatkan aku puisi yang romantis",
katamu dengan tatapan mata berharap.
Tapi aku tak pandai berpuisi, juga aku tidak pandai merangkai kata-kata dan menyusunnya untuk menjadi karangan tentang cinta. Jadi, maafkan bila kata-kataku ini terasa garing dan terasa gombal.

Entah sudah berapa juta kata yang aku keluarkan di dalam tulisan-tulisanku tentangmu di lembaran-lembaran kertas yang lain yang sebagian masih tersimpan dan sebagian yang lain kini entah ada dimana.
Menulis tentangmu bagiku adalah seperti meneteskan sedikit demi sedikit air kebahagiaan yang aku terima saat aku mengkhayalkan tentang indah dirimu dan betapa kebahagiaan terasa sangat hangat terasa saat ada didekatmu, bersamamu.

Hanya karena aku mencintaimu,
maka aku membiarkan tangan lemah ini menjadi kuat dan bergerak mengikuti perintah hati dan fikiranku untuk menuliskan sesuatu tentang dirimu, segalanya tentang dirimu.
Hanya karena aku mencintamu,
maka aku serahkan segala aliran kata-kata ini menyusun sendiri tentang bagaimana indahnya sosok dirimu dimataku.

Dengan kata-kata yang sederhana ini, aku mewakilkan segalanya tentangmu;
Berpuisi tentangmu berarti berpuisi tentang bintang-bintang yang kerlipnya mempesona yang juga berarti aku berpuisi tentang purnama yang menyempurnakan syahdu malam dengan pancaran teduhnya. Karena dirimu serupa bintang juga serupa purnama yang menghiasi malam dengan keindahannya sendiri. Yang berarti juga indah dirimu yang menyempurnakan kebahagiaan hari-hariku.

Itulah dirimu dan betapa romantis itu ada di dalam wajahmu,
disaat menatapmu saat malam tiba.

Rindu: rindu

0

Kerinduanku malam ini
terkubur bersama waktu
yang tidak henti-hentinya
berputar.

Terbesit akan satu harapan
di esok pagi:
waktu dapat berpihak kepadaku
dan kerinduan ini dapat terbalaskan.


salam duka,
Thursday, 28 June, 2007 10:13 PM

Dimana Kau Tahu?

0

kau tahu,
malam memberi duka padaku
katanya aku tidak pantas
bercanda bersama bintang-bintang

kau tahu,
malam juga memberi luka padaku
katanya aku tidak pantas
bercinta dengan purnama

lalu,
kau tahu dimana bahagia itu?


Duren Sawit
tengah malam 24 Juli 2007

Arti Malam

0



selalu dengan malam
hitam menjadi kata
bintang-bintang menjadi bahasa
rintihan angin malam menjadi senandung kepedihan

ada kepedihan dalam kesunyian
ada kegalauan dalam kesendirian

sunyi dan sendiri
tak pernah lepas tak pernah pergi
jiwaku pekat oleh kekosongan
tanpa cahaya

malam menjamah aku dalam kelamnya
menyelimuti aku dengan dinginnya
ku cinta malam dengan segala adanya
ku cinta malam dengan segala adanya

karena hanya malam yang menerima aku apa adanya

dalam ketelanjangan
dalam kesendirian
dalam tawa
dalam tangis

malam memberikan aku senyuman
dan arti dari sebuah kesendirian


Jakarta Malam,
18 Mei 2007

Kumbang Malam

0

Malam bernyanyi riang
Tentang kumbang yang terbang ke bulan
Melepas rindu yang selalu menyengat
Mengantup sepi agar terjaga

Kumbang menghayati nyanyian malam
Sampai-sampai ikut terhanyut
Kumbang memandangi malam
Tak terasa airmata menetes

Malam terdiam nyanyiannya habis
Kumbang terpaku airmatanya juga habis
Ayam jantan berkokok
Mentari mulai bersinar

Pagi datang,
Dan kumbang lagi-lagi kehilangan malam!


Duren Sawit,
01 April 2007

Beri Aku Cahaya

0

Sinarmu hilang di kehidupanku
Duniaku gelap tanpa setitik cahaya
Berjalan merayap menyeret langkah
Entah kemana entah ada dimana

Tuhanku, yang Maha Menguasai Cahaya
Pendarkanlah sedikit sinar-Mu untukku
Untuk duniaku dan kedalaman hatiku
Agar benderang dan ku tahu langkahku


Salemba Tengah, 29 Desember 2006

Malam, dan Aku Semakin Renta

Detik-detik berlalu dengan menggebu
Berganti menjadi jutan malam
Ribuan kali bulan sabit berubah
Menjadi purnama dan menjadi sabit kembali

Bintang-bintang angkasa menua
Dan jatuh berceceran di beberapa sudut bumi yang lain, padam.
Angin mati, tapi waktu tetap berlari
Pengap semakin menjadi
Dan aku semakin renta, rapuh.

Detik-detik bermaraton sendirian
Tanpa ada tujuan akhir
Memang seperti inikah hidup
Tak tahu kapan memulai dan kapan harus berhenti?
Aku lelah, ingin istirahat
Tidur nyenyak dan panjang..


Duren Sawit,
10 Desember 2006

Lukisan Bayangan

Kulukis malam dengan arang
Lalu ku arsir setiap lekukan gelapnya
Juga dengan arang
Kuteliti setiap sudut malam
Setelah itu
Ku telusuri setiap sudut lukisanku.

Ohh, aku lupa!
Ku bingkai lukisan malamku dengan lis hitam ukiran rembulan
Agar menawan yang pastinya
Jadi! Lukisanku telah selesai!

sempurna, dan aku lega..
Lalu aku taruh lukisanku di dalam gudang yang selalu ku kunci rapat
Tanpa cahaya
Dan tanpa udara
Bersama lukisan-lukisan malam
Yang kemarin…


Duren Sawit
03 Desember 2006 - 23:57

Nyanyian Hujan (Rindu)

0


Nyanyian hujan mendayu-dayu
Meratap mengemisi kehangatan
Yang hilang berganti gigil
Beku dalam dingin, dalam dingin.

Rintikan air jatuh dengan lambat
Memilih sendiri atau bergabung
dengan rintik yang lain di sebelahnya
Sebelum akhirnya terdampar bersama malam

Hujan bernyanyi tentang kerinduan
Tentang hangat yang telah padam
Hujan menangis dan terus bernyanyi
Sunyi dalam gelap, dalam malam

Dimana hangat, hujan bertanya dengan sunyi
Tik..tik.. hanya terdengar tetesan
Air hujan membentur aspal hitam
Selebihnya tak ada jawaban

Tapi hujan terus bernyanyi
Dan terus menangis…








Salemba Tengah, Awal Des 2006

Kangen

0

Dan, bintangpun menghilang
Semesta menghitam
Setelah sebelumnya purnama meredup dan lenyap
Di ikuti lampu-lampu malam di bumi

Malam disepuh hitam
Mataku terpejam dalam-dalam
Hati kututup rapat
Otakku tetap saja melayang

Lagi-lagi kamu datang dalam lamunan
Huh,


Salemba Tengah
01 Desember 2006

Khayalan Biru

0

Biru,
Seperti langit siang
Membawa kecerahan
Walau kadang memberi kegerahan
Hatimupun biru,
Seperti langit siang
Selalu membuatku ceria
Walau kadang mendapat sedih

Kadang cerah kadang gerah
Kadang ceria kadang sedih

Tapi tetap saja aku mencinta
Walau mencinta khayalan
Toh, masa bodoh dengan kenyataan
Yang membuatku menderita

Aku menyayangi khayalanku
Khayalan mencintaiku
Aku dan khayalanku saling mengasihi
Satu hal: Aku Tidak Gila!!


Salemba Tengah
18 September 2006

Tawa Dalam Kesendirian

0

Haha…
Lagi, masa lalu datang dengan membawa kejutan-kejutan
Yang walaupun sudah dapat di kira akan terjadi tetap saja menimbulkan perasaan mengenaskan
Dan aku hanya bisa menghela nafas. Panjang. Huuhhh…
Ternyata kesendirian ini masih terus membuntutiku, dari dulu hingga saat ini.
Tidak pernah bosan.

Haha…
Awalnya aku berfikir bahwa kesendirian telah lelah bergelayutan dipundakku
Hingga akhirnya dia memilih melepas dan menjauh dariku, karena berbondong-bondong keramaian dan keceriaan menghampiriku, bermain-main lalu menetap bersama hari-hariku.
Tapi tidak, ternyata kehadiran merekapun hanya sementara. Tidak lebih hanya sekedar penghibur.
Dan kini kesendirian datang kembali menyergapku dari belakang lalu memasuki jiwaku.

Haha…
Apakah ada yang lebih mengenaskan di kehidupan ini selain kita yang bersahabat dengan kesendirian??!
Yang berdiri ditengah keramaian tetapi terasa sendiri, terasa kosong, terasa sunyi, seperti berada di kota mati?
Ada di sekeliling orang-orang tercinta tetapi tidak merasakan kehangatan dan juga kebersamaan?

Haha…
Kesendirian menghampiriku lagi
Aku tidak mampu berbuat apa-apa…


Jakarta Timur
22 Oktober 06

S e n j a M u r k a

0

Senja murka,
Membakar jalanan dan gedung-gedung dengan merah merambat masuk underpass,
menyusuri gorong-gorong,
melewati gang-gang kecil yang sesak
dengan pemukiman kumuh tambal sulam
Memerahkan lorong-lorong gelap
dan tempat-tempat hitam
Membunuh dan menguasai kelam
Tak perduli cakrawala merintih minta di jemput

Senja masuk ke dalam kamarku tanpa ketuk
tanpa sapa
Lalu merahnya memasuki kolong tempat tidurku
Masuk ke dalam laci, lemari, sepatu, rak buku
dan berlalu menembus jendela yang setengah terbuka

“Wahai Senjaku yang manis, janganlah kamu merajuk,”
tapi senja tetap memicingkan mata.
Tanda kebencian!
“Senjaku Sayang, tersenyumlah..”
Senja tetap memerah,

Setengah bumi telah di kuasainya
Tujuh puluh persen alam semesta dibuatnya menyerah
Senja telah membuat bencana melahirkan kedukaan manusia,

“Aku akan tetap dengan pendirianku, membakar semua dengan merahku. Akan aku buat kalian tersiksa dan menderita! Inilah ganjaran akibat pengkhianatan kalian semua kepadaku! Karena menodai keindahan dan kehangatanku dengan darah-darah sesama kalian, dengan melacurkan cinta di antara hawa nafsu! Dengan dendam-dendam yang menuaikan airmata..”

Senja pun tetap membara sepanjang masa,


2005

R A T A P A N

0

Masa-masa itu sudah lewat dan berlalu, dan tidak akan mungkin menjadi abadi
– kecuali dalam mimpi.
Secara perlahan angan-angan itu memang harus menghilang dalam kehidupan ini.
Menghilang untuk selama-lamanya. Tegasku berkata: Khayalan ini terlalu menyesakkan untuk direalisasikan di alam nyata. Jadi, biarkan semua ini...

Sudah menjadi fitrah manusia dalam menjalani kehidupan ini, dimana kebahagiaan dan kehancuran punya peranannya dan saat-saat yang selalu dilalui olehnya.
Kita berada di dalam bumi manusia, berarti kita harus selalu siap untuk di singgahi, baik dalam tempo yang sangat singkat atau menetap dan menjadi bagian dalam nadi dan darah kita.

Kebahagiaan seorang manusia dilambangkan dengan cinta dan kasih sayang beserta prilaku-prilaku manisnya.
Selagi cinta itu tumbuh dan merekah, sudah tentu pasti senyuman akan selalu terkembang bersama waktu yang dilalui.
Ada kedamaian dan langkah ceria dalam hari-hari yang di imajinasikan dengan penuh warna-warna, mulai dari kuning ceria, merah bergelora, biru kesenangan dan sebagainya...
Saat semuanya berbalik dan melawan arah, kehancuran pun menggantikan segalanya, menutupi dengan hitamnya.
Menguburkan angan-angan di dalam tanah penderitaan yang selalu siap mendekapnya dengan pedih dan dengan nestapa.

Memang kehancuran selalu siap mengahantam semua mahluk pecinta, karena pada hakekatnya hitam selalu mendampingi putih.
Sampai kapanpun.
Tanpa kecuali.

Ada saatnya kebahagiaan dan kehancuran datang secara terpisah dan ada kalanya datang secara bersamaan.
Secara tiba-tiba atau secara perlahan-lahan, suka dan duka datang silih berganti, tawa dan airmata kadang hanya menjadi pelipur lara sementara.
Dan memang sementara, tidak lebih.

Kalau kita bisa menelaah dan menyikapi setiap kejadian-kejadian yang telah kita rasakan, mungkin kita akan menyetujui bahwa benar adanya kalau kita selalu tidak dapat menolak terhadap apa yang akan dan bahkan telah terjadi pada kita.
Bersembunyi pun tidak.
Yang pasti sering kita lakukan adalah berusaha menerimanya.
Terserah, dengan senyuman atau dengan darah didada.
Demi pengharapan sebuah kasih sayang atau demi kasih sayang itu sendiri.

Banyak yang menjadi terlena mengharap bintang dapat menyinari kekelamannya, padahal langit tengah hujan deras mendayu ratapan.


Dengan Luka, Tengah Mei 2005

ADAKAH CINTA UNTUKKU?

0

malam ini, bulan penuh bersinar dengan seri
Aku menatap beku dalam dingin
menerka senyuman dengan kekosongan
haruskah ada teka-teki dalam tanya yang tak terjawab?

Memang tak terlihat angin menderu
Tak tersentuh sinar benderang
Tapi, masih ada alpa untuk satu cinta
Yang tetap harus Aku sibak sampai renta

Dan tak akan berhenti bertanya
Padamu, adakah cinta untukku?


2005

Sekedar Sajak

0

Sajak untukmu masih tersimpan di dalam fikiranku
Dan aku masih belum berani menggoreskannya
di secarik kertas ini
Karena sajak untukmu sungguh berat untuk aku uraikan
Pernah aku mencoba memberanikan diri untuk memulai,
Tetapi tangan ini langsung bergetar
seakan-akan memberi peringatan kepadaku
agar tidak melakukannya
Menulis sajak untukmu ternyata bukan saja membutuhkan keberanian
tetapi juga membutuhkan kekuatan mental yang sangat tinggi
Karena sajak untukmu bisa membuatku gemetar bergeretak
Juga dibutuhkan ketegaran hati yang dalam
karena sajak untukmu
dapat mencucurkan airmata ini lalu menjadi kering
dalam seketika
Serta sajak untukmu memerkukan hati yang sangat bersih
Yang tidak dikotori dengan noda-noda kemunafikan, keangkuhan, pengkhianatan, hawa nafsu, kebiadaban
dan luka…
Sajak untukmu harus dilandasi dengan jiwa yang suci,
kejernihan fikiran, kesabaran, keperdulian, kejujuran,
dan juga dengan senyuman
Karena sajak untukmu sajak tentang rasa sayangku kepadamu

Sajakku sajak tentang cintaku kepadamu…


Akhir April 2005

Aku Tidak Mengerti,

0

Pada suatu pagi
Pada saat matahari meneteskan kemilaunya
Di suatu tempat
Dimana rumput-rumput mengahampar hijau
Mutiara-mutiara embun masih tersisa
Di setiap celah di setiap ujung tubuh langsingnya

Aku duduk di bangku taman memandang angin yang berhembus
Menampar tubuhku memasuki kalbuku dan Aku membatu
Melamun tentang bahagia dan cinta
Seperti sepasang merpati putih yang memadu kasih
di bawah lampu taman
Bercanda suka ria berpelukan ciuman
Berkejar-kejaran lalu terbang rendah di antara bunga-bunga
Dan terbang tinggi menuju pohon angsana
Menelusup dan mengumpat di antara ranting
Apakah burung memiliki cinta layaknya manusia?
Aku tidak mengerti,

Ada daun-daun kering kerontang berserakan
Melayang pergi entah kemana, di hembus angin
Mengingatkanku akan hati seorang wanita
Yang hinggap untuk sesaat lalu menghilang dalam kegelapan
Apakah wanita di ciptakan dari kegelapan?
Aku tidak mengerti,


Maret 2005